![]() |
Sumber kompas.com |
Awal tahun 2020 dibuka dengan bencana banjir yang melanda dibeberapa daerah di Indonesia. Dari data yang dikemukakan oleh tim kompas.com, banjir menyerang kawasan Jakarta, Bekasi, Tangerang, Bandung Barat, Bogor, Banten, dan NTT.
Sudah banyak media yang memberitakan tentang hal ini, penyebabnya pun tidak jauh dari masalah sampah, pengairan yang kurang lancar, dan sederet penyebab yang sudah kita sadari bersama. Namun jika melihat dari sisi yang berbeda, sebenarnya apa yang ingin disampaikan tuhan dengan mendatangkan hal ini? Pernahkan terbesit dalam fikiran kita bahwa ini adalah sebuah teguran dari yang maha kuasa? Apa sebenarnya yang kita perbuat sehingga membuat marah sang pencipta semesta?
Baik, mari kita mengingat beberapa hal sebelum bencana ini dimulai. Banjir terjadi tepat setelah perayaan tahun baru, bahkan di Magelang hujan menerjang bahkan memporak-porandakan venue tempat pelaksanaan perayaan tahun baru. Tak pantas jika menyalahkan hujan sebagai sumber dari masalah ini, karena sejatinya cuaca pada kurun waktu terakhir memang tidak menentu. Perubahan iklim yang terjadi disebabkan oleh manusia itu sendiri. Akbiatnya, manusia juga menanggung efek dari perubahan itu. Langit seakan tak mau berhenti meneteskan airnya untuk membasahi bumi seolah mengerti bahwa manusia sedang merencanakan sebuah tindak kelalaian kepada sang kuasa. Langit seperti mengisyaratkan kepada manusia untuk berhenti dan menyudahi acara sia-sia itu.
Pergantian tahun memang sudah menjadi sebuat tradisi untuk melakukan hal yang sia-sia. Pesta kembang api, panggung gembira, dan even-even lainnya kerap mewarnai momen pergantian tahun. pada momen tersebut manusia seakan lupa bahwa pada hakikatnya pergantian tahun merupakan isyarat semakin tua bumi tempat tinggal kita. Manusia terlena dengan gemerlapnya pesta pergantian tahun itu, hingga rela membuang sebagian harta mereka untuk merayakan tahun baru. Padahal dalam kitab suci Al-Qur’an surat al-isra’ ayat 26-27, disebutkan bahwa seseorang yang melakukan pemborosan itu adalah saudaranya setan.
Selain pesta yang sia-sia itu, ada hal lain yang membuat geleng-geleng kepala. Dilansir dari tribunnews.com Penjualan Alat kontrasepsi meningkat 5 kali lipat di hari menjelang pergantian tahun baru ini. Menurut penjual, konsumennya adalah mereka yang berumur 18 tahun ke atas. Bukankah itu angka yang fantastis? Hal ini memang bukan menjadi rahasia umum lagi, bahwa tahun baru seakan menajadi momen perubahan status dari perawan menajadi janda bahkan sebelum waktunya.
Jika direnungkan bukankah dua hal diatas sudah cukup untuk membuat Tuhan menegur hambanya. Bukankah sudah kelewatan hamba yang tak memiliki daya apa-apa bahkan membuat murka Tuhannya. Lalu setelah diberi peringatan seperti ini kita masih seakan lupa dengan perbuatan yang membuat Tuhan murka.
Fenomena ini memang sudah seperti mendarah daging. Dibandingkan dengan yang melakukan perbuatan sia-sia itu, sangat sedikit manusia yang memanfaatkan momen ini dengan melakukan kegiatan yang positif lagi bermanfaat. Ada, namun tidak banyak. Maka, setelah mengerti akan hal ini, mari kita mengubah jalan fikiran kita, mengubah mindset kita untuk selalu mengisi setiap momen dengan kegiatan yang positif dan bermanfaat. Banyak sekali kegiatan baik yang dapat dilakukan untuk mengisi akhir tahun yang dapat menggantikan pesta pora yang sia-sia itu. Selain bermanfaat, kegiatan yang dilakukan juga dapat mendekatkan dirikita kepada Tuhan yang maha esa.
Lalu apa yang kita lakukan setelah bencana ini terjadi, apakita hanya berdoa saja agar bencana ini cepat reda? Tentu tidak. Buatlah bencana ini sebagai ladang mencari kebaikan sebanyak-banyaknya. Ada banyak sekali manfaat yang dapat diberikan kepada korban bencana untuk meringankan kesulitan mereka. Tuhan mengerti jika ada duka, maka disitulah kita harus berbagi suka. Dan yang paling terpenting adalah Tuhan tidak memberikan cobaan diluar kemampuan hamba-Nya.
Mari kita sama-sama intropeksi diri untuk tidak lagi membuat Tuhan murka. Mari kita saling berbagi kepada saudara kita untuk meringankan penderiataan mereka. Mari kita saling mengingatakan kepada sesama untuk tidak lagi berbuat yang sia-sia.
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk kembali menginat bahwa hidup kita hanyalah untuk tuhan semata.