Minggu, 05 Januari 2020

Teguran Untuk Kita Semua

Sumber kompas.com

Awal tahun 2020 dibuka dengan bencana banjir yang melanda dibeberapa daerah di Indonesia. Dari data yang dikemukakan oleh tim kompas.com, banjir menyerang kawasan Jakarta, Bekasi, Tangerang, Bandung Barat, Bogor, Banten, dan NTT. 

Sudah banyak media yang memberitakan tentang hal ini, penyebabnya pun tidak jauh dari masalah sampah, pengairan yang kurang lancar, dan sederet penyebab yang sudah kita sadari bersama. Namun jika melihat dari sisi yang berbeda, sebenarnya apa yang ingin disampaikan tuhan dengan mendatangkan hal ini? Pernahkan terbesit dalam fikiran kita bahwa ini adalah sebuah teguran dari yang maha kuasa? Apa sebenarnya yang kita perbuat sehingga membuat marah sang pencipta semesta?

Baik, mari kita mengingat beberapa hal sebelum bencana ini dimulai. Banjir terjadi tepat setelah perayaan tahun baru, bahkan di Magelang hujan menerjang bahkan memporak-porandakan venue tempat pelaksanaan perayaan tahun baru. Tak pantas jika menyalahkan hujan sebagai sumber dari masalah ini, karena sejatinya cuaca pada kurun waktu terakhir memang tidak menentu. Perubahan iklim yang terjadi disebabkan oleh manusia itu sendiri. Akbiatnya, manusia juga menanggung efek dari perubahan itu. Langit seakan tak mau berhenti meneteskan airnya untuk membasahi bumi seolah mengerti bahwa manusia sedang merencanakan sebuah tindak kelalaian kepada sang kuasa. Langit seperti mengisyaratkan kepada manusia untuk berhenti dan menyudahi acara sia-sia itu.

Pergantian tahun memang sudah menjadi sebuat tradisi untuk melakukan hal yang sia-sia. Pesta kembang api, panggung gembira, dan even-even lainnya kerap mewarnai momen pergantian tahun. pada momen tersebut manusia seakan lupa bahwa pada hakikatnya pergantian tahun merupakan isyarat semakin tua bumi tempat tinggal kita. Manusia terlena dengan gemerlapnya pesta pergantian tahun itu, hingga rela membuang sebagian harta mereka untuk merayakan tahun baru. Padahal dalam kitab suci Al-Qur’an surat al-isra’ ayat 26-27, disebutkan bahwa seseorang yang melakukan pemborosan itu adalah saudaranya setan. 

Selain pesta yang sia-sia itu, ada hal lain yang membuat geleng-geleng kepala. Dilansir dari tribunnews.com Penjualan Alat kontrasepsi meningkat 5 kali lipat di hari menjelang pergantian tahun baru ini. Menurut penjual, konsumennya adalah mereka yang berumur 18 tahun ke atas. Bukankah itu angka yang fantastis? Hal ini memang bukan menjadi rahasia umum lagi, bahwa tahun baru seakan menajadi momen perubahan status dari perawan menajadi janda bahkan sebelum waktunya. 

Jika direnungkan bukankah dua hal diatas sudah cukup untuk membuat Tuhan menegur hambanya. Bukankah sudah kelewatan hamba yang tak memiliki daya apa-apa bahkan membuat murka Tuhannya. Lalu setelah diberi peringatan seperti ini kita masih seakan lupa dengan perbuatan yang membuat Tuhan murka.

Fenomena ini memang sudah seperti mendarah daging. Dibandingkan dengan yang melakukan perbuatan sia-sia itu, sangat sedikit manusia yang memanfaatkan momen ini dengan melakukan kegiatan yang positif lagi bermanfaat. Ada, namun tidak banyak. Maka, setelah mengerti akan hal ini, mari kita mengubah jalan fikiran kita, mengubah mindset kita untuk selalu mengisi setiap momen dengan kegiatan yang positif dan bermanfaat. Banyak sekali kegiatan baik yang dapat dilakukan untuk mengisi akhir tahun yang dapat menggantikan pesta pora yang sia-sia itu. Selain bermanfaat, kegiatan yang dilakukan juga dapat mendekatkan dirikita kepada Tuhan yang maha esa.

Lalu apa yang kita lakukan setelah bencana ini terjadi, apakita hanya berdoa saja agar bencana ini cepat reda? Tentu tidak. Buatlah bencana ini sebagai ladang mencari kebaikan sebanyak-banyaknya. Ada banyak sekali manfaat yang dapat diberikan kepada korban bencana untuk meringankan kesulitan mereka. Tuhan mengerti jika ada duka, maka disitulah kita harus berbagi suka. Dan yang paling terpenting adalah Tuhan tidak memberikan cobaan diluar kemampuan hamba-Nya.

Mari kita sama-sama intropeksi diri untuk tidak lagi membuat Tuhan murka. Mari kita saling berbagi kepada saudara kita untuk meringankan penderiataan mereka. Mari kita saling mengingatakan kepada sesama untuk tidak lagi berbuat yang sia-sia.  

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk kembali menginat bahwa hidup kita hanyalah untuk tuhan semata.

Senin, 16 Desember 2019

UN di Hapuskan?

Dilansir dari kompas.com pada jumat, 13 desember 2019, Mentri pendidikan dan kebudayaan Nadiem Makarim mengklarifikasikan bahwa UN tidak dihapus, hanya diganti. Beliau juga mengatakan bahwa kata mengahpus itu hanya digunakan untuk headline di media agar di klik.

Masih dari sumber yang sama, disebutkan beberapa alasan mengapa UN digantikan. UN dinilai terlalu fokus pada hafalan saja, malah tidak menyentuh aspek kognitif dan karakter siswa. UN dinilai hanya menilai aspek memori saja karena banyaknya mata pelajaran dan materi yang di ujiakan, akhirnya siswa menghafalnya. 

Alasan lain yang menguatkan untuk mengganti sistem UN ini adalah karena UN dinilai memberatkan berbagai pihak, mulai dari siswa, orang tua, hingga guru. Ketua Ikatan Guru Indonesia M. Ramli Rahim menjelaskan bahwa UN lebih banyak mudlorotnya dibanding dengan manfaatnya. Beliau juga menjelaskan bahwa berapa banyak biaya yang dikeluarkan orang tua untuk mempersiapkan UN anaknya. Mulai dari bimbingan belajar, membeli buku-buku latihan dan lain sebagainya.

setiap UN berlangsung tidak dipungkiri bahwa  ada saja oknum yang menggunakan kesempatan ini untuk melakukan tindak kejahatan demi menghasilkan rupiah. Contohnya sering terjadi praktik jual beli kunci jawaban. Bukan menjadi rahasia umum lagi bahwa praktik ini sangat marak. Bahkan di beberapa kasus seorang guru ikut terlibat dalam praktik tersebut. Bukan hanya merugikan negara, praktik ini juga merugikan siswa karena tidak percaya diri dalam menghadapi ujian. Kejujuran yang seharusnya ditanamkan kepada setiap anak, harus hilang karena satu hal, yakni ujian nasional.

Tidak hanya itu, besarnya anggaran penyelenggaraan UN juga menjadi alasan mengapa sistem UN yang berlaku saat ini harus digantikan. Ramli Rahim menyebutkan bahwa ditahun 2019 kemendikbud menyiapkan anggaran sebesar Rp.210 miliar untuk UN. Andai saja anggaran ini dialokasikan untuk pengangkatan guru, maka pemerintah mampu mengangkat 3.500 guru dengan pendapatan Rp. 5 Juta perbulan, lanjutnya.

Setelah keputusan penggantian sistem UN ini di ketok palu, maka Nadiem mengenalkan sistem tersebut. Hal ini telah dijelaskan Nadiem pada rapat kerja dengan komisi X DPR RI. Sistem tersebut adalah asesmen kompetensi minimum dan survei karakter. Asesmen karakter minimum merupakan asesmen untuk mengukur kemampuan minimum yang dibutuhkan siswa, dan materi yang dinilai meliputi literasi, numerisasi dan penguatan pendidikan karakter.

Literasi adalah kemampuan bernalar menggunakan bahasa, tidak hanya membaca, literasi juga mencakup kemampuan untuk memahami dan menganalisis konsep dibalik tulisan tersebut. Sedangkan numerisasi adalah kemampuan menganalisis menggunakan angka-angka.

Begitulah konsep yang ditawarkan, mengenai mekanismenya masih belum dipaparkan dan mungkin sedang dalam masa penggodokan. Sebagai calon guru tentu kita berharap sistem yang ditawakan ini lebih baik dan berhasil dari sistem sebelumnya.  

Minggu, 20 Oktober 2019

Apa Kabar Pendidikan Indonesia?

Sebuah feature pendidikan

Indonesia sudah merdeka sejak 74 tahun yang lalu. Sudah merdeka sih, tapi apa benar kata merdeka itu benar benar dalam arti yang sebenarnya?. Dalam KBBI merdeka di artikan sebagai bebas (dari perhambaan,penjajahan, dan sebagainya); berdiri sendiri, tidak terkena atau terlepas dari tuntutan, tidak terikat, tidak tegantung kepada orang atau pihat tertentu; leluasa.
Ya, benar. Indonesia telah merdeka. Dalam zahirnya. Namun percayakah kalian bahwa indonesia telah benar-benar merdeka? Dalam segala hal tentunya. Baik, mari kita ambil satu contoh yaitu pendidikan. Mengapa pendidikan? Ya karena feature ini tentang pendidikan. Selain itu bukankah pendidikan adalah satu diantara beberapa aspek penting dalam hidup ini? Coba bayangkan apabila hidup tanpa pendidikan. Sangat kacau bukan. Maka isu pendidikan sangatlah penting.
Sebelum kita masuk kedalam isu pendidikan, mari kita ingat kembali bahwa Indonesia adalah negara kepulauan. Ada sekian puluh ribu pulau di Indonesia. Jika anda mencari dengan mesin pencarian terpopuler saat ini (google) berapa banyak pulau yang ada di Indonesia, maka akan muncul hasil 17.504 pulau. Hasil itu adalah jumlah total yang sudah diketahui, namun siapa yang tahu jika ada yang luput dari jumlah tersebut. Lalu, tentu tidak semua pulau tersebut berpenghuni tentunya, mari kita cari lebih lanjut berapa pulau yang dihuni, dan hasilnya adalah 30-35%saja yang berpenghuni. Namun bukan itu titik fokus pada pembahasan kali ini. Ini hanya sekedar informasi saja.
Selanjutnya, dari sekian puluh ribu pulau, terbagilah menjadi 34 provinsi diseluruh Indonesia. Tentu saja semua itu telah mencakup keseluruhan dari jumlah pulau di Indonesia ini. Menarik bukan. Ingat ini masih belum membahas tentang pendidikan. Kita hanya menyepakati bahwa Indonesia memiliki 17.504 pulau yang tergabung dalam 34 provinsi.
Nah, mari kita mulai masuk dalam isu pendidikan. Pernahkan anda berfikir, bagaimana mengkondisikan pemerataan pendidikan di 34 provinsi Indonesia ini? Jika anda berfikir ah kan setiap daerah punya pusat pemerintahannya sendiri yang mengatur itu semua, kenapa harus dirisaukan, maka tidak salah jawaban anda. Namun pernahkan anda merasakan bagaimana kejadian yang terjadi di sana? Jika anda adalah putra-putri asli daerah maka anda akan tau jawabannya. Namun bagaimana dengan teman-teman dan saudara-saudara yang tidak tinggal di daerah tersebut? Pasti tidak mengerti.
Sebelum lebih jauh membahas ini, penulis akan memberikan sebuah disklaimer bahwa penulis adalah putra asli (kelahiran) dari selah satu pulau terbesar di Indonesia. Namun tempat tersebut adalah desa yang jauh dari perkotaan dan jauh dari fasilitas yang lengkap, bahkan untuk menikmati fasilitas komunikasi, yang pada abad 21 ini sudah tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, harus menunggu bertahun-tahun lamanya. Namun penulis tidak hanya mengenyam pendidikan di desa tersebut, tapi telah melancong ke berbagai daerah, mulai dari kecamatan, provinsi, bahkan ke pulau yang berfasilitas lengkap. Oleh karena itu penulis memberanikan diri untuk menulis sebuah feature ini berdasarkan pengalaman pribadi penulis dan sudut pandang penulis. Apabila ada koreksi bisa menghubungi penulis di sosial meda penulis.
Baik, mari lanjutkan pembahasn ini. Menurut penulis, pendidikan di Indonesia belumlah merdeka. Karena yang dapat menikmati manisnya pendidikan hanyalah mereka yang tinggal didaerah yang padat dan dikelilingi oleh berbagai macam fasilitas. Penulis ingat sekali saat sekolah dasar yang seharusnya menjadi pondasi dalam berbagai ilmu pengetahuan, namun kurang maksimal karena wali kelasnya sering tidak masuk kelas. Miris bukan, kami diajari jamkos (jam kosong) sejak dini.
Berlanjut saat sekolah menengah pertama (SMP). Saat itu penulis masuk kedalam sekolah di pusat kota kabupaten setempat yang notaben nya lebih baik dari sekolah di kecamatan pada umumnya. Disinilah mulai terasa perbedaanya. Beberapa kali penulis mendapati dengan materi yang seharusnya telah dikuasai saat sekolah dasar namun tidak faham saat sekolah menengah pertama. Bukankah ini berbahaya? Tentu saja.
Kondisi tersebut akan terus terulang apabila pemerataan pendidikan tidak segera dilakukan. Jika anda masih tidak percaya akan pentingnya pendidikan, maka anda dapat melihat sebagian kecil kondisi pendidikan di pelosok negeri di kanal youtube bang Dzawin berikut:
https://m.youtube.com/watch?v=TrsV0cwEamg&list=PL5hM14CQwy49c7xxbCR3O6lMfC04QBfQ2&index=7&t=0s dan https://m.youtube.com/watch?v=50x09d-jD_M&list=PL5hM14CQwy4_PzO_baGcL1sKCskt0O9rD&index=2&t=0s
Bagaimana? Apakah kondisi anda lebih baik dari video tersebut, atau lebih buruk? Apapun keadaanya teteplah bersyukur dan tunjukkan bahwa kalian juga bisa bersaing.

Senin, 07 Oktober 2019

Brownies lover wajib coba ini saat ke karanganyar..

Anda seorang pecinta kue manis? berarti sudah tak asing lagi dong dengan kue brownies. Kue yang berwarna hitam, bertekstur lembut dan rasanya yang manis membuat siapa aja yang memakannya jadi ketagihan.

Setiap gigitnya emang bikin nagih, apalagi kamu coba brownies yang satu ini.
Namanya brownies cinta. Produk asli karanganyar ini emang sudah terkenal sejagad solo raya. Bagaimana tidak, 12 outletnya telah tersebar di mana-mana.

Bagi kamu yang lagi liburan ke kota solo atau sekitarnya, gak nyesel deh dengan mampir dan mencoba produk yang satu ini.

Selain untuk oleh-oleh, kue yang sudah fenomenal ini juga sering dikonsumsi saat acara-acara tertentu guys, mulai yang formal, hingga yang nonformal. Bahkan untuk buah tangan saat membesuk saudara yang sedang sakit pun produk ini sangat cocok sekali.

Selain rasa original, produk ini juga menyiapkan beberapa varian rasa, ada coklat stroberi, coklat pandan, tiramisu, moca dan masih banyak yang lainnya.

Siapa sangka, produk yang lahir 10 tahun yang lalu ini, adalah sebuah produk dari UMKM biasa, dan sekarang sudah menjelma menajdi PT yang mempekerjakan ratusan orang. Untuk itu masalah kualitas jangan ditanya lagi, sudah yang paling top dehh..

Nah buat kamu yang lagi nyiapin ulang tahun, bisa juga loo pesen kue nya disini. Selain untuk ulang tahun bisa juga kok kamu pesen untuk acara lain, dan desainnya bisa kamu pilih sendiri.

Tapi diantara yang disebutkan di atas, kamu pasti bertanya-tanya, berapa sih harga dari sekotak kue ini? Jangan khawatir, kue yang super duper enak ini nggak bakal bikin kantong mu jebol guys, kue ini dibandrol mulai dari 28 ribu hingga 60 ribu. Widiihhh murah banget gak tuu..

Jadi buat kamu yang pengen nyobain kue ini, langsung aja mampir ke outletnya yang tersebar di solo raya.

Senin, 30 September 2019

Ada Apa Indonesiaku?


Mahasiswa mulai berkumpul

Hari ini tepat seminggu sejak dimulainya protes yang dilakukan mahasiswa melalui aksi turun kejalan atau biasa disebut dengan demonstrasi. Apa sebenarnya yang terjadi sehingga hampir seluruh mahasiswa diseluruh Indonesia melakukan aksi serupa, yang diawali dengan aksi mahasiswa asal Jogjakarta dengan tagar Gajayana Memanggil.


Sehari setelahnya giliran mahasiswa kota Solo yang menggelar aksi serupa dengan tajuk #Bengawan melawan. Hampir seluruh Mahasiswa asal perguruan tinggi Solo berkumpul di depan kantor DPRD kota Solo.


Mari lihat kembali saat aksi itu berlangsung.


Selasa, 24 September 2019. Tepat pukul 10.00 waktu Indonesia barat, sebagian besar mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) berkumpul di kampus 4. Dengan Almamater kebanggaan mereka yang berwarna hijau toska, Mereka beramai-ramai memadati titik kumpul. Spanduk protes dan beberapa kata "bijak" ala trending jagat maya juga mewarnai aksi yang mereka lakukan hari itu.
Mereka pun mulai bergerak untuk bergabung dengan mahasiswa peguruan tinggi lainnya yang sudah standby di daerah lapangan Bluluan, Colomadu, Karanganyar. Saat itu matahari sudah membumbung tinggi, sehingga suhu yang dihasilkan pun sangat panas sekali. Namun ditengah teriknya matahari, Para Mahasiswa justru dengan semangat bergerak ke arah kantor DPRD kota Solo.
Para Mahasiswa pun telah bergabung menjadi satu dengan berbagai warna almamater kebanggaan mereka. Mereka terus maju hingga kedepan gerbang utama Kantor DPRD kota Solo, Namun sayang, Aksi mereka Harus terhentikan ketika Adzan Zuhur berkumandang.
Sebagian Besar Mahasiswa yang beragama islam "balik kanan" dan pergi kemasjid untuk menunaikan kewajiban mereka. Di sela-sela itu, saya pun menemui beberapa mahasiswa untuk dimintai keterangan.
Hampir semua Mahasiswa yang saya mintai keterangan menjawab bahwa mereka menolak RUU KUHP, RUU KPK dan beberapa RUU yang akan disahkan dalam waktu dekat. Mereka beranggapan bahwa RUU tersebut bersifat "karet" dan terlalu mengusik privasi seorang. Mereka berharap aspirasi dan suaranya dapat didengar oleh para anggota DPR dan dapat mengkaji kembali RUU yang akan disahkan.


Waktu zuhur pun berlalu, para mahasiswa kembali turun kejalan untuk melanjutkan aksi penolakan RUU KUHP, RUU KPK dan RUU lainnya.
Saat itu aksi berjalan damai, tenang dan kondusif, hingga sekitar pukul 14.20, suasana pun berubah 180 derajat...

Selasa, 24 September 2019

Sampah yang Menghiasi Kali Cisadane

Teriknya panas ibukota tak menyurutkan niat para tunas muda dalam melakukan aksi mulia.

Hari itu berlangsunglah sebuah kegiatan Kemah Bakti Racana Muhammadiyah Nasiona yang ke 5 (kembaramunas V) yang berangsung di kota Tangerang.
(Rombongan Racana Ki/Nyi Ahmad Dahlan UMS dalam acara KEMBARAMUNAS V)


















Siang itu saatnya untuk melakukan bakti menamam pohon dan susur sungai Cisadane di kelurahan cacing.

Hal yang membuat ku begitu tertarik adalah rupa dari kali Cisadane. begitu legam air nya, begitu menyengat aromanya dan begito kotor rupanya. Setiap hari berkarung karung sampah diangkut oleh DPU kota tangerang untuk membersihkan dan merawat kembali Cisadane ini.

Saat aku berkesempatan menaiki sampan yang digunakan untuk membersihkan sampah dari sungai ini, begitu antusias raga ini untuk mengangkat kotoran-kotaran yang ada dengan menggunakan jaring.
5 meter, 10 meter, bahkan hampir tiap meter yang telah ku lalui selalu ku jaring sampah yang dengan bebas berenang di sungai tersebut.














Aku bersama tim terus meanjutkan aksi sisir sungai ini hingga 15 menit lamanya. kau tau, hanpir satu karung penuh kami kumpulkan sampah yang mengalir bersama air di kali ini. arus yang tak begitu deras, seakan bersahabat dengan kami yang saat itu melakukan aksi mulia ini.

Waktu pun terus bergulir, tak terasa hampir setengah jam kami melakukan aksi susur sungai ini, karena keterbatasan waktu dan beberapa ha lain, maka sampan kami pun menepi untuk mengeluarkan sampah yang telah kami kumpulkan dan bergantian dengan tim yang lain.

Andai semua sadar akan pentingnya hidup sehat, maka akan dapat dipastikan sedikit pula sampah yang tercampur di sungai ini.

Rabu, 10 Juli 2019

Tips dan Trik Menghadapi Generasi Milenial


Assalamualaikum bro..

Lama tak jumpa ni, kabar kalian baik-baik aja kan ya.. mimin harap kalian selalu berada di lindungan-Nya.

Oke, kali ini mimin mau bahas sesuatu yang harus diketahui oleh para calon guru sekalian ni...
Berhubung mimin juga calon guru (Amiin) jadi sekalian aja mimin share dan bahas di sini.

Tapi sebelum lanjut ke intinya, mimin mau jelasin dikit apa itu milenial, gapapa yaa..

Seperti yang dilansir dari https://id.wikipedia.org/wiki/Milenial Milenial adalah adalah kelompok demografi setelah Generasi X (Gen-X). Tidak ada batas waktu yang pasti untuk awal dan akhir dari kelompok ini. Para ahli dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok ini dan pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahiran.

Singkatnya, Milenial bisa disebut sebagai generasi yang lahir antara awal 2000-an hingga saat ini. generasi ini juga memiliki karakteristik yang berbeda dari generasi sebelumnya. oleh karena itu perlu penanganan khusus untuk generasi ini.
Nah gimana? udah ada pandangan? oke kita langsung ke tips dan trik nya nih....
1. Kenali karakteristik si anak 
Hasil gambar untuk karakteristik milenial 
Bukan rahasia umum lagi kalo generasi milenial berbeda dengan generasi sebelumnya, dan perbedaan ini juga sangat signifikan. Jadi untuk menangani para generasi milenial ini sangat perlu sekali untuk mengenali karakteristik mereka.

2. Tidak Gaptek 
Hasil gambar untuk gaptek
Hayoo, pada tau gaptek gak? nih mimin kasih tau, gaptek  itu singkatan dari gagap teknologi, artinya gak kenal sama yang namanya teknologi. Kenapa ini penting? Karena saat ini teknologi sangat penting dan sangat dibutuhkan, bahkan sudah hampir tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan sehari-hari. So, buat kalian yang masih gaptek segera kejar teknologi dan pelajari, jangan sampai murid kalian lebih pinter teknologi dibanding dengan kalian yaa.

3. Jangan kudet
Hasil gambar untuk kudet
kalo yang tadi gaptek, sekarang kudet. Harusnya pada Tau dong ya apa itu kudetKudet itu kepanjanganya Kurang up to date. Nah kalo tadi harus tau penggunaan teknologi, sekarang kalian harus tau perkembangan apa aja yang terjadi dan yang sedang viral, jangan sampai kalian ketinggalan informasi barang sedikit pun yaaa

4. Jadilah temannya
Hasil gambar untuk ilustrasi teman
Teman disini bukan berarti kita sebagai pengajar bertingkah seperti mereka, tetapi lebih kepada teman untuk sharing hal-hal yang bermanfaat, dari situ bisa dimanfaatkan untuk mendidik dan membimbing mereka kearah yang lebih baik.

nah itu tadi bro beberapa tips dan trik untuk menghadapi generasi milenial saat ini...
gimana? setuju dengan pendapat mimin? komen dibawah....

oke sampai sini dulu update kali ini.... See you next time