Minggu, 20 Oktober 2019

Apa Kabar Pendidikan Indonesia?

Sebuah feature pendidikan

Indonesia sudah merdeka sejak 74 tahun yang lalu. Sudah merdeka sih, tapi apa benar kata merdeka itu benar benar dalam arti yang sebenarnya?. Dalam KBBI merdeka di artikan sebagai bebas (dari perhambaan,penjajahan, dan sebagainya); berdiri sendiri, tidak terkena atau terlepas dari tuntutan, tidak terikat, tidak tegantung kepada orang atau pihat tertentu; leluasa.
Ya, benar. Indonesia telah merdeka. Dalam zahirnya. Namun percayakah kalian bahwa indonesia telah benar-benar merdeka? Dalam segala hal tentunya. Baik, mari kita ambil satu contoh yaitu pendidikan. Mengapa pendidikan? Ya karena feature ini tentang pendidikan. Selain itu bukankah pendidikan adalah satu diantara beberapa aspek penting dalam hidup ini? Coba bayangkan apabila hidup tanpa pendidikan. Sangat kacau bukan. Maka isu pendidikan sangatlah penting.
Sebelum kita masuk kedalam isu pendidikan, mari kita ingat kembali bahwa Indonesia adalah negara kepulauan. Ada sekian puluh ribu pulau di Indonesia. Jika anda mencari dengan mesin pencarian terpopuler saat ini (google) berapa banyak pulau yang ada di Indonesia, maka akan muncul hasil 17.504 pulau. Hasil itu adalah jumlah total yang sudah diketahui, namun siapa yang tahu jika ada yang luput dari jumlah tersebut. Lalu, tentu tidak semua pulau tersebut berpenghuni tentunya, mari kita cari lebih lanjut berapa pulau yang dihuni, dan hasilnya adalah 30-35%saja yang berpenghuni. Namun bukan itu titik fokus pada pembahasan kali ini. Ini hanya sekedar informasi saja.
Selanjutnya, dari sekian puluh ribu pulau, terbagilah menjadi 34 provinsi diseluruh Indonesia. Tentu saja semua itu telah mencakup keseluruhan dari jumlah pulau di Indonesia ini. Menarik bukan. Ingat ini masih belum membahas tentang pendidikan. Kita hanya menyepakati bahwa Indonesia memiliki 17.504 pulau yang tergabung dalam 34 provinsi.
Nah, mari kita mulai masuk dalam isu pendidikan. Pernahkan anda berfikir, bagaimana mengkondisikan pemerataan pendidikan di 34 provinsi Indonesia ini? Jika anda berfikir ah kan setiap daerah punya pusat pemerintahannya sendiri yang mengatur itu semua, kenapa harus dirisaukan, maka tidak salah jawaban anda. Namun pernahkan anda merasakan bagaimana kejadian yang terjadi di sana? Jika anda adalah putra-putri asli daerah maka anda akan tau jawabannya. Namun bagaimana dengan teman-teman dan saudara-saudara yang tidak tinggal di daerah tersebut? Pasti tidak mengerti.
Sebelum lebih jauh membahas ini, penulis akan memberikan sebuah disklaimer bahwa penulis adalah putra asli (kelahiran) dari selah satu pulau terbesar di Indonesia. Namun tempat tersebut adalah desa yang jauh dari perkotaan dan jauh dari fasilitas yang lengkap, bahkan untuk menikmati fasilitas komunikasi, yang pada abad 21 ini sudah tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, harus menunggu bertahun-tahun lamanya. Namun penulis tidak hanya mengenyam pendidikan di desa tersebut, tapi telah melancong ke berbagai daerah, mulai dari kecamatan, provinsi, bahkan ke pulau yang berfasilitas lengkap. Oleh karena itu penulis memberanikan diri untuk menulis sebuah feature ini berdasarkan pengalaman pribadi penulis dan sudut pandang penulis. Apabila ada koreksi bisa menghubungi penulis di sosial meda penulis.
Baik, mari lanjutkan pembahasn ini. Menurut penulis, pendidikan di Indonesia belumlah merdeka. Karena yang dapat menikmati manisnya pendidikan hanyalah mereka yang tinggal didaerah yang padat dan dikelilingi oleh berbagai macam fasilitas. Penulis ingat sekali saat sekolah dasar yang seharusnya menjadi pondasi dalam berbagai ilmu pengetahuan, namun kurang maksimal karena wali kelasnya sering tidak masuk kelas. Miris bukan, kami diajari jamkos (jam kosong) sejak dini.
Berlanjut saat sekolah menengah pertama (SMP). Saat itu penulis masuk kedalam sekolah di pusat kota kabupaten setempat yang notaben nya lebih baik dari sekolah di kecamatan pada umumnya. Disinilah mulai terasa perbedaanya. Beberapa kali penulis mendapati dengan materi yang seharusnya telah dikuasai saat sekolah dasar namun tidak faham saat sekolah menengah pertama. Bukankah ini berbahaya? Tentu saja.
Kondisi tersebut akan terus terulang apabila pemerataan pendidikan tidak segera dilakukan. Jika anda masih tidak percaya akan pentingnya pendidikan, maka anda dapat melihat sebagian kecil kondisi pendidikan di pelosok negeri di kanal youtube bang Dzawin berikut:
https://m.youtube.com/watch?v=TrsV0cwEamg&list=PL5hM14CQwy49c7xxbCR3O6lMfC04QBfQ2&index=7&t=0s dan https://m.youtube.com/watch?v=50x09d-jD_M&list=PL5hM14CQwy4_PzO_baGcL1sKCskt0O9rD&index=2&t=0s
Bagaimana? Apakah kondisi anda lebih baik dari video tersebut, atau lebih buruk? Apapun keadaanya teteplah bersyukur dan tunjukkan bahwa kalian juga bisa bersaing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar